Rabu, 22 Februari 2017

Ipratropium bromida





IPRATROPIUM BROMIDA


1. Gambaran Umum

 Ipratropium bromida termasuk golongan obat antikolinergika inhalasi, adalah bronkodilator yang memblokade jalur eferen vagal postganglion. Obat ini menyebabkan bronkodilatasi dengan cara mengurangi tonus vagal intrinsik saluran nafas. Juga memblokade refleks bronkokontriksi yang disebabkan iritan inhalasi. Nebulisasi ipratropium dapat ditambahkan pada terapi standar pada asma yang mengancam jiwa atau ketika asma akut gagal di atasi dengan terapi standar. Inhalasi ipratropium aerosol dapat di gunakan untuk terapi jangka pendek pada pasien paru obstruktif kronik ringan pada pasien yang tidak menggunakan obat antimuskarinik kerja panjang. Dibandingkan dengan β2-agonis, kemampuan bronkodilatornya lebih lemah, juga mempunyai onset kerja yang lambat (30-60 menit untuk mencapai efek maksimum), lama kerjanya 3-6 jam, dam efek bronkodilasi dapat dipertahankan dengan pemberian dosis 3 kali sehari.
 Uraian tentang Ipratropium bromida :

Nama generik
: Ipratropium bromida
Rumus struktur
: C20H30BrNO3.H2O
Rumus bangun
 
Sifat fisikokimia
: Serbuk kristal warna putih atau hampir putih; larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol, sangat mudah larut dalam metanol; pH larutan 1% dalam air : 5,0-7,5.

Sub kelas terapi
: Obat untuk saluran napas.

:                   
Penyimpanan
: Disimpan pada suhu 150C-300C; hindari paparan dengan kelembaban    yang tinggi; terlindungi dari panas/api; jika disimpan sesuai petunjuk, inhaler akan stabil selama 18 bulan dari tanggal pembuatan.

Informasi pasien
·         Disarankan pada pasien untuk menggunakan obat secara konsisten selama periode terapi untuk mendapatkan manfaat terapi yang maksimal.
·         Diberitahukan kepada pasien bahwa obat ini tidak memberikan perbaikan gejala simptomatik dengan segera/ cepat dan sebaiknya tidak digunakan pada kondisi bronkospasme akut.
·         Di informasikan kepada pasien tentang cara penggunaan, pembersihan/ perawatan dan penyimpanan inhaler.
·         Kocok inhaler setiap kali sebelum dipakai.
·         Hindari semprotan kedalam mata; Lakukan test semprotan ke udara pertama kali sebelum digunakan atau jika tidak digunakan dalam waktu yang lama. Kumur mulut dengan air setelah inhalasi.
·         Jika ada dosis yang lupa atau terlewatkan dan hampir mendekati waktu untuk dosis berikutnya, lewatkan dosis yang terlupakan dan gunakan dosis berikutnya.
·         Diberitahukan kepada pasien untuk segera menghubungi dokter bila dijumpai efek samping atau kondisi bertambah parah.  

Nama dagang
: Atrovent, Berodual, Berodual HVA, Combivent, Combivent UDV, Iprex,  Ipravent

  2. Mekanisme Kerja :
Ipratropium bromida adalah antagonis kolinergika asetilkolin pada reseptor kolinergik, yang memblok asetilkolin di saraf parasimpatetik otot bronkus, menyebabkan stimulasi guanyl cyclase dan menekan peningkatan cGMP (mediator bronkokontriksi) sehingga menimbulkan bronkodilatasi.

Iprotropium untuk inhalasi oral adalah suatu antikolinergik (parasimpatolitik) yang akan menghambat refleks vagal dengana cara mengantagonis kerja asetilkolin. Bronkodilasi yang dihasilkan bersifat lokal, pada tempat tertentu dan tidak bersifat sistemik.

Ipratropium bromida (semprot hidung) mempunyai sifat antisekresi dan penggunaan lokal dapat menghambat sekresi kelenjar serosa dan seromukus mukosa hidung.

3. Indikasi :
Digunakan dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan bronkodilator lain (terutama beta adrenergik) sebagai bronkodilator dalam [engobatan bronkospasmus yang berhubungan dengan penyakit paru-paru obstruktif kronik, termasuk bronkhitis kronik dan emfisema.

4. Kontra Indikasi :
Hipersensitif terhadap ipratropium bromida, atropin dan turunannya, obstruksi hipertropi kardiomiopati,dan takiaritmia.

5. Perhatian dan Peringatan :
·           Pasien dengan resiko khusus: perhatian untuk pasien dengan glaukoma sudut sempit, hipertropi prostat atau kerusakan saluran urin.
·           Bronkospasmus akut : aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk pengobatan bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan.
·           Reaksi hipersensitifitas : reaksi hipersensitifitas akan segera terjadi setelah pemberian ipratropium seperti urtikaria, angiodema, ruam, bronkospasmus, anafilaksis, dan edema orofaringeal.
·           Kehamilan :  Kategori B
·           Laktasi : belum diketahui apakah obat ini didistribusikan kedalam air susu.
·           Anak-anak : keamanan dan efikasi aerosol pada anak-anak belum diketahui. Sedangkan keamanan dan efikasi penggunaan larutan pada anak dibawah 12 tahun belum diketahui.

6. Interaksi Obat

a.      Interaksi obat dengan obat:
Ipratropium telah digunakan bersamaan dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta adrenergik, bronkodilator simpatomimetik, metilxantin, steroid dan obat untuk penyakit paru-obsrtuksi kronis tanpa efek samping.

Agen antikolinergik : ada potensi interaksi aditif pada pemberian berturut-turut dengan obat antikolinergik.

Larutan inkompatibilitas : berikan informasi kepada pasien bahwa larutan inhalasi ipratropium dapat dimasukkan dalam nebulizer dengan albuterol atau meteproterenol jika digunakan dalam waktu satu jam.

b.      Interaksi obat dengan makanan :
Beberapa bentuk sediaan mengandung soya lechitin. Jangan diberikan pada pasien yang alergi terhadap soya lechitin/ kedelai/ kacang yang kemungkinan dapat menurunkan efek antikolinergik ipratropium.







7. Dosis dan Lama Penggunaan

IDT 20 mcg/ semprot : dewasa 40 mcg 3-4 kali/hari; anak 20 mcg 3-4 kali/hari.
Solutio 0,25 mg/ml : dewasa dan anak  0,25 mg tiap 6 jam.

Bentuk sediaan
Dosis
Aerosol
2 inhalasi (36) mcg 4 kali sehari. Pasien boleh menggunakan dosis tambahan tetapi tidak boleh melebihi 12 inhalasi dalam sehari.
Larutan
Dosis yang umum adalah 500 mcg (1 unit dosis dalam vial), digunakan dalam 3-4 kali sehari dengan menggunakan nebulizer oral, dengan interval pemberian 6-8 jam. Larutan dapat dicampurkan dalam nebulizer jika digunakan dalam waktu 1 jam.


8. Sediaan Lazim
Aerosol 20 mcg/dose; inhalation solution 0,02% (0,5mg/5ml); nebulizer solution 250 mcg/ml dan 50 mcg/2ml; inhaler 20µg/puff

9. Bentuk sediaan
Tersedia dalam bentuk :
·         inhalasi solution
·         aerosol
·         nebulizer solution
·         inhaler
·         Nasal spray
·         Respirator solution

10. Efek Samping
Sakit punggung, sakit dada, bronkhitis, batuk, penyakit paru obstruksi kronik yang semakin parah, rasa lelah berlebihan, mulut kering, dispepsia, dipsnea, epistaksis, gangguan pada saluran pencernaan, sakit kepala, gejala seperti influenza, mual, cemas, faringitis, rinitis, sinusitis, infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran urin. 



DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma. Departemen Kesehatan RI : Jakarta

pionas.pom.go.id (Pusat Informasi Obat Nasional Ipratropium Bromida)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar